PS : Disarankan untuk mendengarkan video ini selama anda membaca cerita dibawah. ( lagu ini dinyanyikan oleh dr. Laurence Handoko Hutasoit dan Irene Simanjuntak, direkam pada pembukaan tahun baru 2012 )
Malam itu, seorang gadis manis yang tengah gundah memberanikan diri memasuki gereja tua yang sudah begitu lama dibangun ditempat ia tinggal selama ini. Di bukanya pintu gereja itu perlahan dan didapati bahwa tempat itu begitu sunyi dan hangat. Dikarenakan tak ada tujuan lain untuk pergi dan merasa bahwa ia hanya seorang diri, ia pun berjalan perlahan dan berhenti tepat di bawah altar gereja.
Ia kepalkan tangan yang berada disisi tubuhnya dengan keras, dan mulai ia berkata dalam hatinya.
“ jika memang benar Engkau disini Tuhan, tolong dengar aku sebentar saja. “
lalu ia menangis tanpa sadar, air matanya meluruh perlahan lebih cepat dari bibirnya mengucap.
“ benarkah bahwa aku diciptakan untuk bahagia? Atau itu hanya kata-kata orang saja? Atau itu hanya istilah penulis buku untuk menjual buku dagangannya?atau itu hanya hiburan karena memang jawabannya “tidak”? karena aku tak dapati itu benar, Tuhan. “
Jantungnya mulai berdegup kencang “ segala cara ku lakukan. Sejak kecil aku berusaha keras, aku belajar untuk membanggakan keluargaku, namun setiap piala juara itu ku genggam orang tua ku tak pernah hadir untuk melihatku dibangga-banggakan disekolah.
Dari kecil aku selalu bersikap manis kepada semua orang, membantu yang lemah, menghormati orang lain, berbagi dengan teman-temanku hingga aku dewasa, namun hasilnya mereka tetap meninggalkanku. Memukul ku dari belakang, berkata yang tak benar kepada orang lain tentangku, mereka iri dan ingin menyaingiku namun dengan cara yang begitu menyakitkan, dan kini kesenangan lainpun memanggil mereka sehingga mereka lupa akan diriku. Kadang mereka datang, namun untuk memohonku menghapus luka mereka. Tanpa rasa keluh itu ku lakukan, tawa yang Kau ajarkan padaku ku berikan dengan Cuma-Cuma berharap hanya agar mereka bisa bahagia bersamaku. Namun ketika itu semua selesai, mereka pergi lagi dan tak kembali. Segala cita-cita ku coba raih tuk jadi kebanggaan bagi keluargaku, tapi tak kian habis mereka mengeluh akan masalah-masalah mereka dan menganggap aku sebagai pahlawan untuk mengatasi setiap masalah tanpa mereka pikirkan bahwa aku pun sedang berjuang untuk mereka. Bisakah mereka sedikit berlaku bijaksana dan mendorongku dengan cerita-cerita yang menjadikan semangat untukku? Dan ketika cinta mengetuk hatiku, ku pikir inilah arti kebahagiaan yang ku cari,,namun ternyata tak lama. Mereka punya hidup masing-masing yang harus mereka bina, masalah masing-masing yang harus mereka selesaikan, sehingga mereka tak pikirkan akan arti cinta lagi yang katanya adalah “sumber kebahagiaan jika diberikan kepada sesama dengan tulus. Dan kini aku harus ditempatkan dalam situasi kesehatan yang semakin membuatku takut untuk hidup. Semuanya bohong. Aku diciptakan bukan untuk merasakan Kebahagiaan.”.
Terisak sudah teriakan hati gadis kecil ini. Merasa hidupnya tak adil, lututnya pun bergoncang dan memaksanya bertelut lemah dibawah altar itu.
“ Ya Tuhan jika memang Engkau ada disini, bisakah Kau dengar aku? Aku mulai hidup dengan keluhan. Aku memberi tapi tak berbalas. Aku bernyanyi namun yang lain hanya diam membisu. Aku tertawa dan mereka menertawaiku. Aku bekerja, mereka bersungut sungut. Semakin ku diam, semakin mereka katakan bahwa aku egois. Aku lelah Tuhan…tak bisa lagi ku lanjutkan ini…. Aku tak mampu….”
Teriakannya pun terdengar kencang, sang gadis menangis, merintih, mengeluarkan segala beban hatinya. Air mata tercurah hebat. Lama ia menangis tanpa kata, lalu mulai merasa letih. Sepertinya tak ada artinya ini semua, pikirnya dalam hati.
Dengan posisi menundukkan kepalanya ke bawah, dan tubuh yang tersungkur lemah, Ia pun menyelesaikan tangisannya dengan menghapus air mata di wajahnya. Dengan panjang ia hembuskan nafas lelahnya, dan berniat untuk pergi..
Namun seketika sebuah tetesan air terjatuh ditangannya, ia hanya terdiam melihat tangannya terbasahi. Lalu dengan cepat tetesan air kedua, ketiga,..menyentuh tangannya. Kali ini dengan cepat ia memandang ke atas dan mendapati seorang pria berjubah putih menatapnya dengan tangisan di matanya.
“Aku mendengarmu, anakKU. Aku disini mendengar semua sakitmu.” Pria itu berkata.
Tak mampu berkata-kata sang gadis dengan cepat memeluk kaki pria itu dengan kencang.
“ Jauh sebelum Kau rasakan ini semua, Akupun rasakan hal yang sama. Jauh dari rasa sakitmu, Akupun lebih tersakiti. Melihatmu seperti ini, mengingatkan KU akan apa yang mereka lakukan saat itu kepadaKu. Mendengar tangisanmu pun mengundang air mataku untuk tercurah.”
Gadis itu pun semakin menangis dengan rasa bersalah yang besar
“tapi kau tahu,nak. Aku menang melawan itu semua. Aku berikan diriku di kayu salib untuk mereka, untuk mu…untukmu. Kau lah alasanku untuk bisa menang. Tak ada alasan nak, tuk katakan bahwa kau diciptakan bukan untuk menjadi bahagia…karena Aku sudah berikan kau kebahagiaan sebelum kau lahir.”
Pria itu bertelut mendekati gadis itu dan memeluknya. “ dengan semua pengorbananku, dan menjadikan mu alasan dari semuanya… boleh kah kau juga lakukan hal yang sama?? Lakukan semuanya sebagai AKU alasannya. Boleh kah kau berusaha keras untuk orang tuamu, sebagai AKU alasannya? Bolehkah kau tetap ada untuk sahabat-sahabatmu sebesar apapun mereka tak peduli padamu, sebagai AKU alasannya? Bisakau kau tetap mencintai orang-orang yang melupakanmu, sebagai Aku alasannya?
Bisakah kau lebih menjaga kesehatan dan tubuhmu, sebagai Aku alasannya? Dan bisakah kau hidup, sebagai Aku alasannya?”
Teman-temanku, seberapa banyakkah dari kita yang merasakan hal yang sama? Hidup dengan mengkonsumsi hanya sedikit kebahagiaan karena lingkungan dan situasi serta masalah-masalah yang kerap merenggut kita? Adakah diantara kita yang tiba pada titik jenuh seperti apa yang dirasakan gadis tersebut??
Pastilah anda pernah rasakan.
Namun YEsus ( Sang Pria ) yang sudah Rasakan itu semua meminta kita untuk menjadikan Dia Alasan untuk bertahan dalam dunia ini.
Lakukan semuanya dengan sukacita,,,jadikan semuanya sebagai YESUS Alasannya… karena seperti Dia telah jadi kan kita Alasannya untuk mati di Kayu Salib..
Biarlah Yesus jadi ALASAN KITA UNTUK HIDUP…!!
Tuhan Memberkati!! :)
No comments:
Post a Comment